Profesi software engineer sebenarnya ada
kemiripannya dengan profesi programmer, system analyst ataupun SQA
engineer. Yang membedakannya adalah software engineer memerlukan
keahlian lebih mendalam dalam hal SDLC (Software Development Life Cycle)
yaitu seluruh proses yang harus dijalani dalam pengembangan software.
Pada level tertentu, seorang software engineer juga harus menguasai
manajeman proyek software development. Salah satu standar SDLC yang umum
digunakan dalam software engineering adalah SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge).
Kompleksitas dalam software develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih kompleks dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan software development process agar dapat menghasilkan produk software yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah proyek software development.
Kompleksitas dalam software develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih kompleks dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan software development process agar dapat menghasilkan produk software yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah proyek software development.
Bila programmer dan system analyst ada
yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang core business-nya bukan
software, software engineer umumnya dipekerjakan di
perusahaan-perusahaan software development. Bila sebuah perusahaan
memerlukan karyawan dengan posisi software engineer, maka kemungkinan
besar perusahaan tersebut memerlukan karyawan yang dapat ditempatkan
secara fleksibel. Misalnya di sebuah proyek, karyawan A dapat
diposisikan sebagai programmer dalam tahap construction, sedangkan dalam
proyek lainnya si A dapat diposisikan sebagai system analyst dalam
tahap requirement dan design. Dapat pula si A diposisikan sebagai
software tester, SQA engineer ataupun di posisi mana saja dalam SDLC.
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Software Engineer:Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Tugas:
- Melakukan tugas-tugas programmer, system analyst dan sebagian tugas SQA engineer
- Merekomendasikan dan menerapkan metodologi terbaik dalam sebuah proyek software development
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan SQA engineer (dalam porsi yang lebih sedikit)
- Menguasai SDLC berdasarkan SWEBOK (requirement, design, implementation/construction, testing, maintenance)
- Menguasai metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
Sumber http://amik-serang.blogspot.com/2010/02/pengembangan-software-development.html
0 komentar:
Posting Komentar